Selasa, 13 November 2007

tugas resensi buku

Evaluasi Pendidikan dan Pengajaran

Resensi Buku Evaluasi Pendidikan ; Wayan Nur kancana dan Sumartana

Oleh : Rus an Haitami


Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Evaluasi mengandaikan adanya factor lain dalam mengevaluasi. Dalam evaluasi pendidikan obyek yang dievaluasi tentunya adalah pendidikan. Penulis mngingatkan kita untuk tidak terjebak pada konsep yang menyamakan evaluasi dengan pengukuran (measurement). Menurut Wand dan Brown pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas daripada sesuatu.

Kesalahan menjadi fatal ketika kita mengandaikan evaluasi sebagai pengukuran. Dari pengertian diatas tentang pengukuran meniscayakan adanya obyek untuk ditentukan. Dalam dunia pendidikan ini dapat diibaratkan kepada siswa. Dampaknya adalah bahwa kita kemudian menjadikan siswa sebagai obyek dalam pendidikan bukan subyek yang sedang belajar. Evaluasi bukan suatu cara guru untuk memberi justifikasi seseorang murid cerdas atau tidak cerdas, lagi pula yang ditekankan dalam evaluasi pendidikan tidak pada siswa an sich. Tetapi yang terpenting adalah memberi informasi kepada guru dan orang tua. Guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan kapasitas dan kemampuan siswa mengikuti pelajaran dan orang tua untuk lebih mengerti kebutuhan siswa dirumah dan disekolah. Sebagaimana disebutkan oleh penulis mengenai beberapa fungsi evaluasi pendidikan; untuk mengetahui kesiapan siswa un tuk menempuh suatu pendidikan tertentu.

Lebih banyak fungsi dari evaluasi adalah untuk kepentingan siswa, tetapi harus digaris bawahi bahwa bukanlah evaluasi untuk melakukan justifikasi siswa, memang untuk kepentingan siswa, tetapi tetap menjadikan siswa sebagai yang makhluk yang unik. Dimana guru bias menghargai bakat dan minat siswa, siswa tidak harus menjadi obyek yang harus dirubah oleh guru dengan mengikuti keinginan guru.

Jika kita sedikit membahas fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan kita akhir-akhir ini, misalnya pada praktek Ujian Nasional (UN) yang belakangan menggemparkan pendidikan kita. Bagaiman dalam UN siswa dijadikan sebagai obyek pendidikan, evaluasi menjadi alat justifikasi dan lebih parahnya pemerintah telah terjebak menyamakan evaluasi sebagai pengukuran. UN sebagai alat untuk mengukur seorang siswa akan kebutuhannya untuk lulus, UN menjadi alat justifikasi system pendidikan untuk memberi label seseorang cerdas atau bodoh.

Yang penting agar evaluasi tidak terjebak paada konsep tekhnis yang salah menurut MOkhtar Bukhari adalah dengan membuat langkah-langkah pokok dalam evaluasi yang terdiri dari perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisa data, dan penapsiran data (hal. 7)

Dalam buku tersebut penulis membatasi masalah hanya pada evalasi pendidikan dan pengajaran disekolah. Ruang lingkupnya meliputi ; hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian.

Buku pegangan ini menjadi sangat relevan mengiringi kita dalam proses pendidikan dan atau pengajaran. Terutama dalam kerangka pemeparannya secara tekhnis untuk melakukan evaluasi. Namun penulis nampaknya gagal dalam memberi definisi beberapa ruang lingkup dan menentukan definisi tekhnisnya. Misalnya, bagaimana penulis mampu mengevaluasi hubungan social, sikap dan kepribadian. Bukankah tiga ruang lingkup tersebut sangat abstrak. Memang hal ini menjadi permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan kita. Bahwa system evaluasi kita masih tidak memadai. Tentunya ini menjadi tugas kita untuk menjawab masalah ini. Jika sampai hari ini kita masih menggunakan evaluasi yang menekankan aspek kognitif tentunya kita harus siap menjadikan pendidikan dan ruang kelas kita miskin akan nilai-nilai. Tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik harus kita cari bagaimana menentukan indicator ketiga ranah tersebut.

Senin, 05 November 2007

tugas minggu ke enam


perbedaan antara evaluator eksternal dann internal


Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
  2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
  3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
  4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
  5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.

Menentukan asal evaluator harus mempertimbangkan keterkaitan orang yang bersangkutan dengan program yang akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu Evaluator Eksternal dan Evaluator Internal.

  • Evaluator Internal (Evaluasi Dalam), yang dimaksud dengan Evaluator Dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator dalam yaitu:

Kelebihan

  1. Evaluator memahami betul program yang akan dievaluasi sehingga kekhawatiran untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidaka perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tepat pada sasran.
  2. Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.

Kekurangan :

  1. Adanya unsur subyektivitas darievaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang dievaluai dan menginginkan agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhwatirkan akan bertindak subjektif.
  2. Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.
  • Evaluator Eksternal ( Evaluator Luar ), yang di maksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada diluar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada di luar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.

Kelebihan :

  1. Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator eksternal dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan ada respons emosional dan evaluator karena tidak ada keinginan untuk melibatkan bahwa program tersebut berhasil. kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan.
  2. Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hati-hati.

Kekurangan :

  1. Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan dievaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.
  2. Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.

Adapun perbedaan yang menonjol antara Evaluator Eksternal dan Evaluator Internal adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka mulai melaksanakan tugas. oleh karena evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsikan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan dievaluasi.

Hal-hal yang harus dipelajari oleh seorang evaluator meliputi tujuan program, komponen program, siapa pelaksananya dan pihak-pihak mana yang terlibat, kegiatan apa saja yang sudah terlaksana dan gambaran singkat tentang sejauh mana tujuan program sudah dicapai.